keping ingatan pertama

Blog ini mati suri. Bagaimana tidak, aku terakhir menulis di tahun 2021. Ibarat rumah, mungkin sudah penuh dengan debu dan sarang laba-laba. Tapi, halo! aku akhirnya menemukan jalan menuju kesini. Jalan yang sebenarnya tak pernah hilang, aku saja yang teramat mengabaikannya. 

***

Hm, sebentar aku bingung memulai darimana. 
Banyak hal terjadi selama 2 tahun belakang. Pekerjaan, Percintaan dan Keluarga. 
Baiklah, mari kita mulai dengan keping ingatan di tahun 2021. 

***

2021 masih kutamatkan di Kota Metropolitan, Jakarta. Berangsur membaik tatkala Covid bertandang, mereda bunyi sirene ambulans; jalanan Jakarta kembali riuh. Satu hal yang kusadari, bahwa aku teramat senang melihatnya meskipun sebelum Covid bertamu aku selalu mengeluh dengan macetnya Ibu Kota.

2021 aku merayakan sesuatu yang amat sangat aku usahakan. Ya, resign dari kantor yang sudah membiayai hidupku dari 2016; tentunya tidak gratis; ku tukar dengan waktu, pikiran dan tenaga. hahaha klasik sekali.
Menyadari bahwa mencari pekerjaan bukanlah hal yang mudah. Aku bahkan di fase sudah hafal dengan pertanyaan HRD hingga sempat menangis dan putus asa ketika menemukan bahwa lagi-lagi aku di ghosting oleh perusahaan. 

Sungguh masa yang melelahkan tetapi Allah Maha Tahu, di satu waktu ketika sebelumnya aku banyak menerima email penolakan, aku dihadapkan 2 pilihan; di satu waktu aku diterima di dua perusahaan. Skenario semesta memang selalu mengejutkan. 

Aku resmi undur diri dari Kawasan Sunter Serikat:), yang sudah menenami tumbuh kembangku selama 5 tahun, mengenalkanku dengan Mie Ayam Mandiri, Bubur pasutri samping SMR, warung mamang sunda dan tentunya soto mie bogor depan BCAS. 
Ingatanku tajam perihal makanan, haha. Ah, Kodamar and the genk yang sangat berjasa memenuhi kebutuhan giziku saat makan malam. 

2021 aku pun resmi melepas semua kekhawatiran perihal percintaan. Sungguh, untuk urusan ini butuh waktu yang panjang tapi sepadan dengan apa yang ku temui sekarang :)
Seperti pasir yang di genggam dengan erat, semakin sedikit pula yang tersisa di tangan. Cinta adalah pasir, setidaknya itu pendapatku tentangnya saat ini. 
Toh, lajunya waktu menyembuhkan, bukan? kita hanya perlu kesabaran, hanya perlu menerima perasaan yang sangat menyesakkan itu. 'hanya' yang bukan sekedar hanya. 
Toh, nanti yang kita suguhkan hanyalah senyuman saat kenangan itu berkunjung. Lihat, betapa dulu hatinya rapuh. Lihat, betapa sekarang hatinya kokoh. 
Semua hanya perkara waktu. 

Aku menyadari bahwa ketidaksempurnaan bukanlah hal yang memalukan. Siapa kita, berharap bisa sempurna? 
Kadang kita hanyalah pengikut. Ada beberapa keputusan yang diambil orang lain, mempunyai efek yang luar bisa. Tentu saja butuh penerimaan. Bukankah hidup adalah tentang menerima?

2021 aku menemukan banyak jawaban. 
2021 aku menemukan aku.





Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

0 komentar