keping ingatan kedua: bagian satu

Ada tiga jenis jawaban untuk setiap doa yang di rapal; "Iya, dikabulkan", "Tidak", "Nanti, belum sekarang"



Keping Ingatan kedua ini menceritakan tahun 2022. Ku buat ada beberapa bagian, karena di tahun itu banyak hal yang patut ku abadikan disini. Baiklah, mari kita mulai keping ingatan kedua: bagian satu.

***

2021 ku tutup dengan bertambahnya usiaku. Syukurlah, masih di berikan kesempatan untuk bertumbuh. Sudah kukatakan, bahwa aku berhasil keluar dari Kawasan Sunter Berikat dan berkenalan dengan wilayah Jakarta bagian barat; perkenalkan: Grogol dan Sekitarnya. 

Sebenarnya kalau di bilang Grogol juga kurang tepat, karena memang masih masuk area Jakarta Pusat. Cuman ya gitu mepet Grogol, Jakpus-nya ambil spripitnya doang, haha. Nggak tau ya, kebetulan dapet kantor yang emang lokasinya tuh selalu mepet Jakpus. Geser dikit udah beda wilayah. Padahal, dulu cita-citanya dapet kantor di daerah JakSel. Yap, biar bisa jadi mbak-mbak SCBD gtu ceunah. 

Terlepas apapun itu, rasa-rasanya memang rejekiku gak di Jaksel, sih. Jadi, yaudah yang ada dijalani dan disyukuri sebaik mungkin :).  Awal-awal kerja di tempat baru, aku lumayan kaget dengan behaviour lingkungan maupun pola kerja. Beda banget sama kantor sebelumnya, tapi ya juga namanya tempat baru, adaptasi perlu. Toh, ini kan yang dulu aku sering semogakan sampai nangis dan mogok apply-apply kerjaan lagi, wkwkwk. 

Di kantor baru ini, aku belajar banyak hal. Dan syukurnya dapet tim yang sangat amat supportif, atasan yang baik dan selalu appreciate hasil pekerjaan timnya. Aku sangat amat menikmati hari-hari pertamaku di kantor ini, ibarat anak kecil ketemu mainan baru, se-excited itu. 

Sampai tiba pada satu momen yang tidak pernah ku suka dalam perjalalanan hidup. Ya, apalagi kalau bukan tentang perpisahan. Nggak tau yah, kok rasanya aku susah sekali berdamai dengannya, ya mungkin semua orang juga seperti itu. Semakin tahun, caraku mengatasi pertemuan dengan "perpisahan" rasa-rasanya kian menurun. Payah, tapi hey siapa yang mau ditinggalkan(?) tidak ada, bukan(?)

Pertemuanku dengan perpisahan dimulai dari atasanku yang undur diri di bulan ke 3 atau 4 bulan aku masuk. Sesuatu yang mengejutkan tapi sebenarnya pernah kurasakan di kantor sebelumnya. Rasanya seperti dejavu, ayolah aku berani menjamin bahwa ditinggal atasan resign adalah hal yang....... yang tidak mengenakkan :) 

Bukankah hidup tentang menerima(?)  yaa tentu saja. Hanya butuh hati yang lapang tuk menerima bahwa ini adalah ketiga kalinya aku merasakan pengalaman ditinggal resign oleh atasan. Maka, semenjak hari itu bianglala kehidupanku bagian pekerjaan resmi berputar. 

***

Aku menyukai tantangan, aku senang dilibatkan dalam sebuah hal. Aku teramat senang jika aku dibutuhkan. Akan tetapi, hal tersebut dapat berubah menjadi sesuatu yang akan kuhindari jika pihak-pihak terkait hanya memandang di satu arah saja. Masa-masa di tinggal atasan resign adalah masa-masa yang cukup apa yaa, yaa kalau dibilang deg-deg-an sih setiap hari wkwk. Tapi satu hal, mentalku terlatih lagi. Jadi, daripada ku mengingat hal-hal yang bikin deg-degan mending aku ingat betapa sekarang dampak dari masa-masa itu sangat berguna di kehidupan pekerjaanku. 

Tak lama selang atasanku resign, teman satu timku menyusulnya. Lagi-lagi aku dejavu, momen seperti ini rasa-rasanya akan berulang dengan interval pendek. Ah, lagi-lagi aku ditinggal. 

People come and go, ya memang semua ada masanya dan setiap masa ada orangnya, akan tetapi urusan ini bukanlah sebuah hal yang mudah ku abaikan. Bulan-bulan berikutnya, aku kembali menghadiri acara farewell . 

Di suatu bulan berikutnya, lucunya, akulah yang mengadakan acara farewell. 



bersambung ke: bagian dua

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

0 komentar