Sebuah Pesan untuk Na


Memutar kembali tiap partikel yang telah terjadi,
Senyum tipis, tertawa lebar, sampai sesak mungkin memercik, sedikit.
Untuk itu terimakasih,
Telah menjadi bagian dari satu tahun belakang ini.





Oh, Halo Na!
Iya aku tau pasti kamu akan bilang aku terlalu sibuk hingga tidak ada waktu untuk menyapamu.
Benar, bukan?
Maafkan Na.
Haha, mungkin kamu sudah bosan mendengar berbagai alasanku.
Tapi ya sudahlah.
Ada yang ingin aku bagi dan ada pesan untukmu..

Yang pertama, 
Whoa, Na. I am getting older now :)
Bukan sesuatu yang sebenarnya harus di rayakan, justru sebenarnya perlu direnungkan.
Jatah umurku sudah jelas berkurang Na.
Iya benar, sudah pasti mengulang syukur Na. 
Karena sungguh banyak hal yang terjadi dalam 364 hari ini.

Na, untuk kamu tau saja..
Sekarang aku sedang mendengarkan lagu dari Banda Neira..
Iya benar, yang Sampai Jadi Debu.
Favorite semua orang, karena memang lagu yang sungguh jelita.

Baiklah, aku akan memulai.
Masih ingat cerita terakhirku tentang persimpangan?
Err, aku sudah memastikan hal itu Na.
Kesinilah, jawabannya aku bisikin saja yah, haha.
Banyak hal terjadi, banyak hal berubah, banyak hal dari tidak ada jadi ada, banyak hal besar menjadi kecil, atau sebaliknya,
Banyak sekali, Na.
Tapi mungkin lebih ke bagaimana caraku berdiri sendiri, caraku bernafas, caraku melihat, caraku mendengar, dan caraku  mengucap.
Semua hal yang terjadi, pada dasarnya kembali ke diri kita sendiri bukan.
Jawabanku iya.
Percayalah Na, semakin tua, semakin banyak tanggung jawab datang bersama.
Banyak sekali pemahaman-pemahaman datang setelah persoalan-persoalan menyepa terlebih dulu.
Banyak yang datang juga tentu banyak yang pergi.
Pergolakan hati yang masih tak tau dimana letak porosnya.
Keinginan dan kebutuhan yang masih suka saling salip.
Sungguh, Na,
Kepala dua benar-benar rimba.
Dan Jakarta yang benar-benar menjadi guru terbaik.
Harus bisa menelan ego, harus bisa meminum dengan pelan pendapat-pendapat yang sebenarnya bertentangan dengan fikirmu.
Dan tentunya harus bertahan untuk dirimu sendiri, diatas segala hal yang terjadi, kamu harus mampu menopang dirimu sendiri.

Sebuah pesan untukmu, Na.
Sesederhana air mengalir, dalam perjalanannya ia bertemu batu besar, daun kering, ranting. 
Berubah warna, terbentuk benda, namun ia tetap mengalir. 
Meski pelan, karena semua perlu proses.
Di prosesnya kamu belajar, kamu mengerti, kamu paham.
Bahwa proses dan waktu benar-benar sahabat.
Dari persahabatan itu lahir banyak sekali hal baru.
Tentang mengalah, tentang bertahan, tentang menunggu, tentang tenang, yang paling utama tentang berdamai.
Karena biasanya, jika kamu sudah menemukan letak berdamai, maka sudah tidak jauh lagi kepulauan ikhlas kamu temukan.
Dan satu lagi, Na.
Kamu tidak bisa menggenggang pasir di tanganmu, ada yang luruh jatuh tanpa kamu inginkan, sisanya ada, tidak akan banyak. Karena, seperti itulah, tidak semua hal bisa kita miliki bersama, ada yang memang sengaja dilepas, karena memang itulah pilihannya.

Na..
Tetaplah baik, 
meski hatimu sakit,
matamu enggan menatap,
kakimu berat melangkah
berbuatlah baik.
Bukan untuk siapa-siapa,
Untuk dirimu sendiri.










                                                                                                                 Dari yang sedang berdialog


                                                                                                                                      Ra.


Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

0 komentar