Dibawah Pohon Palem


Apa yang membuatmu bertahan dengan pekatnya malam? Kujawab 'kenangan'.

Na, apakah kamu sering tidak bisa tidur meskipun gelap kian merenggut langit?
Apa yang kau lakukan, saat seperti itu Na?
Diam, kah?
Mencoba terpejam, kah?
Atau scroll down media sosial hanya iseng awalnya, lalu lama kelamaan keterusan menelusuri hal lalu, bernostalgia dengan dirimu dan lingkunganmu yang dulu?
Aku ada di opsi terakhir Na.
Ya, aku lebih memilih bernostalgia bersama malam dan selalu saja pasrah saat rindu datang.
Aku sering melakukannya dan hanya itu yang ku lakukan ketika rasa kantuk sama sekali tak hinggap di  mataku.
Tadi malam aku bernostagia bersama aku dan enam tahun-ku yang dulu.
Ya, enam tahun yang lalu saat aku masih di bangku menengah sekolah pertama. 
Masih baru hangat keluar dari oven(re:keluar sd).
Masih ingusan, masih lugu sekali. Masih kekanak-kanakan sekali.


Dari sekian hal yang terjadi di enam-tahun-ku-lalu.
Ada hal yang kalau aku mengingatnya itu semua mengingatkanku tentang betapa indahnya persahabatan. indahnya berbagi apapun bersama teman. apapun itu, mau sedih, mau senang.
Dah hal tersebut hanya kurasakan di sekolah menengah pertama, hanya itu saja. tidak pernah ku ulang lagi. atau mungkin aku saja yang tidak menemukannya (lagi).

Aku mempunyai dua teman yang sampai sekarang masih berhubungan baik denganku. Meskipun tidak sebaik dulu. Tidak sedekat dulu. Tidak seperti sekolah menengah pertama-kami-dulu.
Inilah waktu, waktu merubah dan setiap orang berubah.
Kami memang tidak sedekat dulu tapi aku percaya mereka tetap terbaik menjadi bahu terhangat untuk-ku menangis.
Enam tahun berlalu dan kami hanya bersua lewat sosial media saja.
Bertemu-pun setahun sekali, dua kali pun itupun untung-untungan.
Ya, karena kami sudah beda daerah, sudah  beda tujuan. sudah jarang lagi bersua bersama.

Tapi, kenangan yang selalu membuatku merindukan mereka.
Dulu, kami punya tempat sendiri untuk sekedar duduk saja, makan 'pentol' , atau sampai menangis tentang hal yang sekarang kami anggap 'lucu sekali kami menangisi hal-hal seperti itu'.
Atau bahkan berteriak atas banyaknya tugas dan pr.
Ya, aku merindukan saat-saat seperti itu.

Ada dua tempat yang selalu jadi tempat kami bersembunyi dari keramaian.
Pertama, samping kelas kami, dimana ada bangku untuk memanjat dan kami bisa melihat hamparan sawah hijau yang semilir.
Kedua, pohon palem samping lab bahasa inggris.
Itu dua tempat yang selalu kami kunjungi. Selalu.

Dan yang perlu kau tahu, Na.
Akan menyakitkan ketika kita merindukan suatu hal dan kita tidak bisa kesana, tidak bisa menemuinya,
Kau hanya bisa membayangkannya.
Aku hanya bisa membayangkannya bersama enam-tahun-ku -yang-dulu. Tanpa pernah bisa langsung kesana.
Ke samping kelasku ataupun ke pohon palem dekat lab bahasa inggris.
Entah kapan aku bisa kesana dan yang pasti bersama mereka.
Mereka yang telah tumbuh dengan tujuannya sendiri-sendiri.


Na, aku merindukan mereka.



Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

2 komentar