Aku tak mengerti apa yang ku rasa
Rindu yang tak pernah begitu hebatnya
Aku mecintaimu lebih dari yang kau tau
Meski kau tak kan pernah tau
Dewa 19 - Pupus
Lembaran buku kuning ini tak lagi bercerita kamu seutuhnya. Tidak, ada nama lain yang mengisinya. Berlembar-lembar halaman kutulis semuanya tentang kita. Tentang aku dan kamu yang menjelma menjadi kita. Tentang 1460 hari yang kita lalui bersama dengan begitu indahnya dan sampai saat ini aku tau, ada dia yang berdiri di antara kita. Dia, bukan datang dari masa lalumu dan masa laluku, dia pendatang baru. Bagaimana bisa 'someone new' bisa begitu saja mensejajari aku di matamu?
Bagaimana bisa ?
Aku bahkan berfikir bahwa buku ini akan tamat olehmu. Tapi, aku harus berpikir dua kali.
Harus mengulang kembali. Harus mengenal lagi sosokmu. Sosok yang sudah lama aku kenal tapi sekarang? aku lupa? tidak. Aku ingat betul bagaimana sosok yang selalu ku ukir nama di atas lembaran-lembaran kertas setiap waktu. Dia pendatang baru. Baru dalam hidupmu. Baru dalam langit kita. Juga baru dalam salah satu pemicu pertengkaran kita.
Lelah. Kadang aku lelah aku bertanya sebetulnya 'dia siapa'? Dan jawabmu, bukan siapa-siapa hanya teman saja. :)
Cukup.
to be continued,
Harus mengulang kembali. Harus mengenal lagi sosokmu. Sosok yang sudah lama aku kenal tapi sekarang? aku lupa? tidak. Aku ingat betul bagaimana sosok yang selalu ku ukir nama di atas lembaran-lembaran kertas setiap waktu. Dia pendatang baru. Baru dalam hidupmu. Baru dalam langit kita. Juga baru dalam salah satu pemicu pertengkaran kita.
Lelah. Kadang aku lelah aku bertanya sebetulnya 'dia siapa'? Dan jawabmu, bukan siapa-siapa hanya teman saja. :)
Cukup.
to be continued,
0 komentar