Ada tiga jenis jawaban untuk setiap doa yang di rapal; "Iya, dikabulkan", "Tidak", "Nanti, belum sekarang"
Blog ini mati suri. Bagaimana tidak, aku terakhir menulis di tahun 2021. Ibarat rumah, mungkin sudah penuh dengan debu dan sarang laba-laba. Tapi, halo! aku akhirnya menemukan jalan menuju kesini. Jalan yang sebenarnya tak pernah hilang, aku saja yang teramat mengabaikannya.
Wah, sudah banyak wacana yang aku sebutkan ketika aku ingin sekali kembali menulis. Mungkin ini menjadi tulisan pertama di tahun ini.
Kalau boleh jujur, aku sudah lama tidak melakukan hal-hal yang kusebut hobi. Membaca misalnya, banyak tumpukan buku baru tapi menyentuhnya saja aku enggan, menonton, apa yang kau harapkan dari seorang Tiara menonton, sudah pasti akan aku cepat-cepatkan biar filmnya cepat selesai. Maka dari itu, aku lebih senang jika menonton bersama, setidaknya aku sadar diri untuk tidak menggerakan jari-jemariku memencet tombol next 10 menit.
Aku menginjak usia 23, untuk perempuan di desaku rata-rata umur segitu sudah menjalani peran sebagai seorang ibu dan istri. Jadi, kalau boleh jujur dan curhat tipis aku sudah jarang sekali bermain dengan teman-teman sebaya jaman ngaji dulu, karena disamping mereka sudah punya kesibukan sendiri, sudah pasti obrolan kami terbatas. Aku kadang berfikir, kalau aku masih disana, apakah aku juga sudah dipanggil "Mama" ? Hahahaha geli sekali.
***
Aku dan Jakarta.
Tahun ini aku memasuki tahun ke-5 di sini, iyaa 5 tahun telah terlalui, dari yang memakai rok jeans ala ngaji masuk kantor pertama kali, sampai sudah terbiasa kesana-kemari menggunakan heels. Semuanya berubah, bukan lebih tepatnya semuanya bertumbuh. Aku mencintai kota ini, sangat tapi tidak teramat, terlepas macetnya dan ketidakrapian kota ini (kecuali SCBD dan sekitarnya :D) banyak hal yang membuatku 'betah' disini. Salah satu yang terbesar adalah aku benar-benar menjalankan kehidupanku atas kehendakku sendiri. Dalam 24jam, aku memutuskan banyak hal, aku akan tidur jam berapa, aku akan bangun jam berapa, aku akan sarapan apa, mandi jam berapa, membersihkan kamar jam berapa dkk. Semuanya terasa mudah jika di Jakarta, gratis ongkir, pengiriman cepat, apa yang kamu butuhkan niscaya kota ini bisa menyediakan untukmu. Tapi, apa yang sering ku harapkan dari kota ini? Kehangatan.
Ya selama 5 tahun disini, aku belum menemukannya disini, berkumpul dengan teman hanya mengisi setitik saja, sisanya kalau boleh jujur lagi aku akan menyamarkannya dengan melakukan hal-hal yang ku anggap menyenangkan. Ada yang berlubang, itu pasti. Tapi, seperti kata banyak orang, kamu harus selalu memilih, dan untuk pilihan yang tidak kamu pilih, mau tidak mau harus kamu korbankan.
Wahai, menjadi dewasa memang tidak menyenangkan. Ada beberapa rasa yang nyaris tidak bisa kamu sampaikan, dalam hingar-bingarnya ibu kota sekali pun, kamu tetap bisa bersuara.
Kamu mungkin bertanya-tanya,
tentang ikhlas, tentang betapa kadang sungguh tak adil--
beberapa manusia seenaknya berjalan di hidup kita.
Tapi..
Kali ini, cobalah untuk tetap berjalan ke depan.
Jangan coba-coba membalikkan badan.
Sungguh, jangan pernah.
tentang ikhlas, tentang betapa kadang sungguh tak adil--
beberapa manusia seenaknya berjalan di hidup kita.
Tapi..
Kali ini, cobalah untuk tetap berjalan ke depan.
Jangan coba-coba membalikkan badan.
Sungguh, jangan pernah.
untuk apa-apa yang telah pernah terjadi,
meninggalkan jejak,
meninggalkan jejak,
bisa bahagia,
bisa juga luka.
malam ini.
aku minta tolong, padamu
bantu aku memeluknya erat,
semua kenang yang tercipta,
tanpa benci sama sekali,
malah kelapangan dada yang aku ingin.
aku minta tolong,
padamu,
semesta.